Senin, 28 April 2014

 SULAWESI TENGAH  "WONDERFUL"

Provinsi ini memiliki banyak hal untuk di tawarkan. Wilayah ini memiliki potensi wisata yang beragam, baik wisata alam, wisata bahari, agrowisata, maupun wisata budaya.
Anda dapat menikmati pemandangan alam dengan setting pegunungan, hutan wisata, taman nasional, batuan megalitik, tempat-tempat yang memiliki latar belakang sejarah, serta keanekaragaman tradisi, seni, dan budaya lokal yang unik dan menarik.
Anda juga bisa menemukan batu granit purba, tradisi kehidupan penduduk yang tidak berubah, pegunungan yang berlumut, laut biru yang tenang, serta sungai panjang yang bisa digunakan untuk arum jeram.
Jangan lewatkan snorkeling dan menyelam di antara terumbu karang. Anda akan menemukan pulau-pulau indah tak berpenghuni dikelilingi oleh pantai pasir putih dan suara alam menggetarkan di cagar alam nasional.




Sulawesi memiliki flora dan fauna tersendiri, seperti pohon ebony yang mahal, pohon jati, rotan, pohon bayan serta bunga anggrek hitam yang tersohor. Ada juga fauna khas pulau ini yaitu anoa yang mirip kerbau, babirusa yang berbulu sedikit dan memiliki taring pada mulutnya, tersier, monyet tonkena Sulawesi, kuskus marsupial Sulawesi yang berwarna-warni yang merupakan varitas binatang berkantung, serta burung maleo yang bertelur pada pasir yang panas.
Inilah tempat untuk Anda berpetualang, trekking, arung jeram, dan mengamati burung. Hutan Sulawesi juga memiliki ciri tersendiri, didominasi oleh kayu agatis yang berbeda dengan Sunda Besar yang didominasi oleh pinang-pinangan (spesies rhododenron). Variasi flora dan fauna merupakan obyek penelitian dan pengkajian ilmiah dan dapat Anda kunjungi di suaka alam seperti Taman Nasional Lore Lindu, Cagar Alam Morowali, Cagar Alam Tanjung Api, dan terakhir adalah Suaka Margasatwa di Bangkiriang.
Garis khatulistiwa yang melintasi semenanjung bagian utara di Sulawesi Tengah membuat iklim daerah ini tropis. Akan tetapi, berbeda dengan Jawa dan Bali serta sebagian pulau Sumatera, musim hujan di Sulawesi Tengah antara bulan April dan September sedangkan musim kemarau antara Oktober hingga Maret. Rata-rata curah hujan berkisar antara 800 sampai 3.000 milimeter per tahun yang termasuk curah hujan terendah di Indonesia.

Sejarah

Sulawesi Tengah kaya budaya dan sejarah. Awal abad ke-13, banyak kerjaan kecil di tempat ini, di antaranya Banawa, Tawaeli, Sigi, Bangga dan Banggai. Abad ke-16, kerajaan bercorak Islam mendominasi kerajaan-kerajaan ini, seperti Bone dan Wajo yang kemudian menyebarkan pengaruhnya ke kerajaan lain.

Belanda datang abad ke-17 dan mencoba mengambil alih tempat ini. Pada abad ke-18 Belanda mengkontrol Sulawesi Tenggara hingga tiba kedatangan Jepang. Setelah Perang Dunia II, Belanda mencoba menciptakan negara boneka tetapi penduduk setempat melakukan perlawanan, hingga akhirnya tempat ini menjadi bagian Republik Indonesia tahun 1950 dan menjadi provinsi terpisah tahun 1964.

Transportasi

Ada banyak penerbangan domestik yang terbang langsung dari Jakarta, Bali, Surabaya, Makasar, dan Balikpapan. Sulawesi Tengah dapat dicapai dengan mengunakan bus dari Toraja, Sulawesi Selatan selama 14 jam dan 18 jam meggunakan bus dari Bunaken Sulawesi Utara.

Masyarakat dan Budaya

Sulawesi Tengah dengan ibu kota Palu terdiri dari beberapa suku yang masih mempertahankan tradisi dan adat mereka.

Seperti daerah lain di Indonesia, peduduk pertama di Sulawesi Tengah bercampur dengan ras wedoid dan negroid. Orang Melayu kemudian datang dan mulai mendominasi tempat ini. Peninggalan zaman perunggu dan megalitikum dapat ditemukan di sini. Saat ini ras yang mendominasi adalah Palu Toraja, Koro Toraja dan Poso Toraja.

Kuliner

Cobalah sugili, nama lokal untuk belut. Anda dapat membelinya di pasar dan memasaknya sesuai dengan keinginan. Namun, akan lebih mudah jika Anda pergi ke restoran dan warung makan setempat, kemudian memesan hidangan belut. Pisang molen, kue yang diisi dengan pisang kemudian digoreng atau dipanggang, rasanya enak untuk Anda cicipi.

Kaledo atau daging sapi dan sup tulang sumsum juga patut  Anda coba. Ingatlah bahwa makanan tersebut menggunakan cabe dan asam sehingga rasanya agak pedas dan asam. Sangat enak dimakan dengan burasa yang terbuat dari beras dan santan kemudian dikukus dalam daun pisang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar